Hikayat Sang Wanita Perkasa itu...

perang ini. Ibrahim Lamnga yang bertarung di garis depan kembali dengan sorak kemenangan. Dan Kohler tewas tertembak pada April 1873.Namun pada perang kedua (1874-1880), dibawah pimpinan Jenderal Van Swieten. Daerah VI Mukim dapat diduduki Belanda pada tahun 1873, sedangkan Keraton Sultan jatuh pada tahun 1874. Cut Nyak
Dhien dan bayinya akhirnya mengungsi bersama ibu-ibu dan rombongan lainnya pada tanggal 24 Desember 1875, dimana suaminya bertempur untuk merebut kembali daerah VI Mukim. Namun, Ibrahim Lamnga tewas di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878. Hal ini membuat Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Belanda. Setelah itu, Teuku Umar, tokoh pejuang Aceh, melamar Cut Nyak Dhien. Tadinya Cut
Nyak Dhien menolak, namun karena Teuku Umar mempersilahkannya untuk ikut bertempur dalam medan perang. Cut Nyak Dien akhirnya menikah lagi dengan Teuku Umar pada tahun 1880. Hal ini membuat meningkatnya moral semangat perjuangan Aceh melawan Kapke Ulanda (Belanda Kafir). Pada saat Perang ketiga (1881-1896) meletus, perang dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fi''sabilillah. Hal buruk terjadi untuk Aceh, Teuku Umar mulai mendekati Belanda dan hubungannya dengan orang Belanda semakin kuat. Cut Nyak Dhien dan rakyat Aceh khawatir akan hal ini, sampai Cut Nyak Meutia datang menemui Cut Nyak Dhien dan memakinya. Cut Nyak Dien berusaha menasehatinya untuk kembali melawan Belanda. Tapi, ia masih terus berhubungan dengan Belanda. Dan juga, pada saat orang Belanda datang ke rumahnya, Cut Nyak Dhien selalu menyingkir dari situ. Lalu pada tanggal 30 September 1893, Teuku Umar dan pasukannya yang berjumlah 250 orang pergi ke Kutaraja dan menyerahkan diri kepada Belanda. Lalu, Belanda memberi Teuku Umar gelar Teuku Umar Johan Pahlawan. Teuku Umar mengikuti perintah Belanda dengan merebut daerah pejuang Aceh. Namun, akhirnya Teuku Umar menunjukan bahwa dia hanya
menipu Belanda dalam sandiwara untuk mendapatkan senjata-senjata dengan mengkhianatinya saat ia dan pasukannya diberi senjata oleh Belanda. Penghianatan ini disebut Het verraad van Teukoe Oemar (penghianatan Teuku Umar). Akibat dari penghianatan ini, Belanda mencabut gelarnya dan membakar rumahnya. Dan Belanda terus mengejar keberadaannya, sampai Belanda menemukan rencana Teuku Umar untuk menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899. Dan akhirnya, Teuku Umar gugur tertembak peluru. Karena hal ini, Cut Nyak Dien memimpin pasukan pada usianya yang ke 50 tahun melawan Kapke Ulanda (Belanda Kafir).Pada Perang keempat (1896-1910), Cut Nyak Dien memimpin perlawanan melawan Belanda di daerah pedalaman Meulaboh bersama
pasukan kecilnya. Tetapi, tentara Belanda sudah terbiasa berperang di medan daerah Aceh. Selain itu, Cut Nyak Dien semakin tua. Matanya sudah mulai rabun, dan ia terkena penyakit encok. Selain itu jumlah pasukannya terus berkurang, dan sulitnya memperoleh makanan. Hal ini membuat iba para pasukan-pasukannya. Sehingga, salah satu pasukannya bernama Pang Laot melaporkan lokasi markas Cut Nyak Dien pada Belanda karena iba. Lalu, segera, Belanda menyerang markas Cut Nyak Dien. Sebelum ditangkap, Cut Nya Dien mengambil rencong dan hendak membunuh Pang Laot dengan rencong, namun aksinya berhasil dihentikan oleh Belanda.MeninggalSetelah tertangkap, ia dibawa ke Banda Aceh dan ia dirawat disitu. Penyakitnya berangsur-angsur sembuh. Namun, karena Belanda takut kehadirannya membuat semangat perlawanan, selain itu karena terus berhubungan dengan pejuang yang belum tunduk, akhirnya Belanda kesal dan akhirnya ia dibuang ke Sumedang, Jawa Barat. Akhirnya pada tanggal 6 November 1908, ia meninggal karena usianya yang sudah tua. Karena perjuangannya, Cut Nyak Dien dinobatkan menjadi Pahlawan Nasional Indonesia. Penobatan tersebut dikuatkan dengan SK Presiden RI No.106 Tahun 1964, pada tanggal 2 Mei 1964.
1 Komentar:
Pada Selasa, Juni 29, 2010 8:28:00 PM ,
cacha mengatakan...
wah , makasih udah ngepost tentang cut nyak dhien . gambarnya saya izin ambil ya buat diabadikan di kanvas .
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda